mediaindo.shop – Ducati Panigale V4S generasi ketujuh 2025 diperkenalkan baru-baru ini.
Namun ada ciri khas yang hilang pada superbike satu ini.
Yap hal tersebut adalah ciri swingarm satu sisinya alias single-sided.
Kini motor tersebut menggunakan swingarm konvensional dua sisi.
Ubahan ini pun mendapat tanggapan negatif dari sebagian netizen.
“Itu bukan Panigale!” dan “kalau saya ingin motor bergaya Jepang saya akan membelinya”.
Dilansir dari paultan.org, motor ini meluncur di Sirkuit Dunia Misano Marco Simoncelli saat World Ducati Week 2024.
Nampak usai tirai Panigale V4S dibuka CEO Ducati Claudio Domenicali mencium tangki, dan lengan ayun dua sisi ini langsung jadi perhatian banyak orang.
Diketahui lengan ayun satu sisi pertama kali diperkenalkan Ducati model 916 tahun 1994.
Salah satu alasan ada lengan ayun model tersebut adalah untuk penggantian ban yang cepat selama balap ketahanan.
Ducati mempertahankan lengan ayun satu sisi sebagai ciri khas superbike terbaiknya. Dimulai dengan 916, hingga 996/998.
Model lengan ayun ini berlanjut ke Panigale “modern” hingga Panigale V4 generasi keenam.
Namun sempat disampaikan oleh pembalap penguji Ducati, Allesandro Valia, dari sudut pandang teknik, lengan ayun satu sisi memiliki kekurangan.
Bobot lebih berat, biaya lebih besar, produksi lebih sulit hingga keanehan geometri suspensi yang berubah setiap kali menyesuaikan rantai.
Lantas, mengapa Panigale V4S ini memilih swingarm dua sisi untuk generasi ketujuh?
Pertama, saat presentasi teknis Panigale V4S baru, Guilio Fabbri, pimpinan proyek Ducati, mengatakan kedua konfigurasi swingarm telah dicoba.
Selama pengujian, ditemukan bahwa unit dua sisi lebih kuat sekaligus memberikan lebih banyak umpan balik kepada pengendara.
Berdasarkan angka, lengan ayun baru ini 37% lebih sedikit kaku secara lateral dan lebih ringan sebesar 2,7 kg.
Dalam kasus Panigale V4S, rangka sengaja dirancang dengan tingkat kelenturan tertentu untuk memberikan rasa berkendara yang nyaman.
Mengingat superbike Ducati terbaru dikembangkan dengan masukan dari para pebalap MotoGP dan WSBK saat ini, kami cukup yakin mereka tahu apa yang mereka lakukan.
Ada dua tekanan utama yang bekerja pada lengan ayun pada motor mana pun – lateral dan torsional.
Untuk tegangan puntir, hal ini diwakili oleh gerakan memutar yang ingin membalik roda.
Seperti yang bisa diduga, hal ini kurang ideal untuk pengendalian motor terutama saat lenyan ayun lentur melewati jalan berkubang dan tikungan dengan kecepatan tinggi.
Terlalu banyak gerakan ke samping membuat motor terasa tidak stabil di tikungan atau di jalur lurus, dan terlalu sedikit gerakan ke samping membuat bagian belakang terasa keras dan “mati”.